Rabu, 06 Maret 2013


A.           Masa Nifas
1.             Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. (Saleha, 2009). Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu (Ambarwati, 2010). Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu (Sulistiawati, 2010).
Jadi dapat disimpulkan ibu nifas adalah masa setelah palsenta keluar sampai alat – alat reproduksi pulih seperti semula atau berlangsung selam 6 minggu.
2.             Tahapan Dalam Masa Nifas
Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah :
a.         Puerperium dini yaitu  masa kepulihan, yakni saat-saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b.        Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu.
c.         Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.

3.             Tujuan Asuhan Pada Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
a.         Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
b.        Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
c.         Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
d.        Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
e.         Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
f.         Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
g.        Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
h.        Memberikan asuhan secara professional.




4.             Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a.             Perubahan Sistem Reproduksi
Perubahan alat-alat genital baik interna maupun eksterna kembali seperti semula seperti sebelum hamil disebut involusi. Bidan dapat membantu ibu untuk mengatasi dan memahami perubahan-perubahan seperti:
1)        Involusi uterus.
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Involusi uterus.
Involusi Uteri
Tinggi Fundus Uteri
Berat Uterus
Diameter Uterus
Plasenta lahir
Setinggi pusat
1000 gram
12,5 cm
7 hari (minggu 1)
Pertengahan pusat dan simpisis
500 gram
7,5 cm
14 hari (minggu 2)
Tidak teraba
350 gram
5 cm
6 minggu
Normal
60 gram
2,5 cm
jurnalbidandiah.blogspot
2)        Involusi Tempat Plasenta
Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikuti pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu.
3)        Perubahan Ligamen
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain:ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi;ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.
b.             Perubahan pada Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan berbentuk seperti corong.Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi,sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin.Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah .Segera setelah bayi dilahirkan ,tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2–3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk.
c.              Lokia
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lokia.
Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba. Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat sebagai berikut:
                                  Tabel 2.2 lokia
Lokia
Waktu
Warna
Ciri-ciri
Rubra
1-3 hari
Merah kehitaman
Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
Sanguilenta
3-7 hari
Putih bercampur merah
Sisa darah bercampur lender
Serosa
7-14 hari
Kekuningan/ kecoklatan
Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta
Alba
>14 hari
Putih
Mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
jurnalbidandiah.blogspot
Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240 hingga 270 ml.
 (http://jurnalbidandiah.blogspot.com),sulistiawati,2009),rahayu dkk 2012)
B.            Kunjungan nifas
1.             Pengertian kunjungan nifas
Menurut Sulistiawati(2009), kunjungan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pasa ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan, yang mana pertemuan antara pasien dengan bidan sangat bervariasi, dapat di lakukan mengunjungi rumah pasien, datang kebidan, atau RS untuk mengontrol kesehatan bayi dan dirinya.
2.             Jadwal Kunjungan Nifas
Menurut Sulistiawati(2009), ibu nifas sebaiknya melakukan kunjungan minimal 3 kali kunjungan nifas dengan tentuan waktu sebagai berikut:
A.      Kunjungan pertama (6 jam sampai 3 hari setelah persalinan)
Biasanya pada priode I post partum pasien  yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksa kesehatan dirinya sekaligus bayinya. Pada kunjungan pertama ini yang perlu bidan kaji adalah:
1.        Memastikan ivolusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal, dan tidak ada bau.
2.        Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi, atau pendarahan abnormal.
3.        Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.
4.        Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda- tanda infeksi.
5.        Bagaimana perawatan bayi sehari-hari
B.       Kunjungan ke dua(hari ke 4 sampai hari ke -28)
Pada kunjungan ke dua ini yang perlu di kaji bidan adalah
1.        Bagaimana persepsi ibu tentang persalinan dan kelahiran, respon ibu terhadap bayi barunya.
2.        Kondisi payudara ibu
3.        Ketidak nyamanan yang di rasakan ibu
4.        Istirahat ibu
C.       Kunjungan ke tiga (hari ke -29 sampai hari ke -42)
Pada kunjungan ke tiga ini yang perlu di kaji sama dengan kunjungan ke dua yang perlu di tambah dengan:
1.        Permulaan hubungan seksual
2.        Metode KB yang di gunakan
3.        Hubungan bidan, dokter, dan RS dengan masalah yang ada
4.        Latihan pengencangan otot perut
5.        Fungsi pencernaan, kostipasi, dan bagai mana penanganannya
6.        Melihat keadaan payudara ibu
7.        Fungsi pencernaan, konstipasi, dan bagai mana penanganannya
8.        Menanyakan apakah haid ibu sudah mulai lagi
3.             Manfaat kunjungan nifas
   Menurut Notoatmodjo (2008), manfaat kunjungan nifas adalah untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah masalah yang terjadi.Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, melaksanakan skrining yang komperhesif, mendeteksi masalah, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan keluarga berencana.
4.             Penyuluhan Pada Kunjungan Nifas
Menurut Sulistiawati,(2009) pada setiap kali pertemuan atau kunjungan nifas, bidan harus selalu memasukan kegiatan  penyuluhan dalam perencanaan asuhan dengan pokok- pokok bahasan sebagai berikut:
a.         Asupan gizi pada pada ibu nifas
b.        Suplemen zat besi dan vitamin A
c.         Kebersihan diri ibu dan bayi
d.        Istirahat dan tidur ibu
e.         Pemberian asi
f.         Latihan  dan senam hamil
g.        Hubungan seksual
h.        Keluarga berencana
i.          Tanda-tanda bahaya masa nifas
Isi dari materi penyuluhan selalu sesuai dengan kondisi pasien, mulai dari berapa lama waktu setelah melahirkan, persalinan spontan atau tidak, paritas,sampai keadaan bayi normal atau tidak.



C.           Vitamin A
1.             Pengertian Vitamin A
Vitamin A merupakan salah zat penting yang larut dalam lemak dan dalam hati , tidak dapat di buat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar(essesnsial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.(Depkes RI.2009)
2.             Manfaat Vitamin A
a.         Meningkatkan daya kesehatan ibu terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare.
b.        Membantu proses penglihatan dan adaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang gelap.
c.         Mencegah kelainan pada sel-sel epitel termasuk pada selaput lendir mata
d.        Mencegah terjadinya proses metaplasi sel-sel epitel sehingga kelerjer tidak memproduksi cairan yang menyebabkan terjadinya kekeringan pada mata di sebut xerosis konjungtiva.
e.         Mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan menjadi bercak bitot (bitot’s sport) bahkan kebutuhan.
3.             Sumber dan Dosis Vitamin A
Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta fungsi mata. Sekalipun pada waktu lahir bayi memiliki simpanan vitamin A, ASI tetap menjadi sumber penting dari vitamin A dan karoten (zat giziyang banyak terdapat secara alami dalam buah-buahan dan sayur - sayuran). (Depkes RI 2009)
Ada pun sumber vitamin A :
a.         Bahan makanan hewani seperti hati, kuning telur, ikan, daging, ayam dan bebek.
b.        Buah- buahan yang berwarna kuning, dan jingga seperti: pepaya, mangga masak, alpokat, jambu biji  merah, pisang.
c.         Sayuran yang berwarna hijau tua dan berwarna jingga seperti: bayam, daun singkong, kangkung, daun katuk, daun mangkokan, daun kelor, daun bluntas, kecipir, labu kuning, daun ubi jalar, tomat, wartel.
d.        Bahan makanan yang difortifikasi (diperkaya)dengan vitamin A seperti:margarine, susu, dan beberapa mie instant.(Depkes RI 2009)
Kebutuhan vitamin A yang dianjurkan untuk ibu nifas 850 mikrogram retinol (vitamin A) atau 2805 SI vitamin A per hari. ( Depkes:2009 )
4.             Cara Pemberian Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain) (Depkes RI, 2011).
Di Negara berkembang, pada bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A. Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi terkena Xeropthalmia dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan ASI walau hanya dalam jangka waktu tertentu. (Depkes RI, 2011).
Berbagai studi yang dilakukan mengenai Vitamin A ibu nifas memperlihatkan hasil yang berbeda-beda. Anak-anak usia enam bulan yang ibunya mendapatkan kapsul vitamin A setelah melahirkan, menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah kasus demam pada anak-anak tersebut dan waktu kesembuhan yang lebih cepat saat mereka terkena ISPA. Ibu hamil dan menyusui seperti halnya juga anak-anak, berisiko mengalami KVA karena pada masa tersebut ibu membutuhkan vitamin A yang tinggi untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI. (Depkes  RI, 2011).
Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A melalui proses Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling aman. Namun disadari bahwa penyuluhan tidak akan segera memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan konsumsi kapsul vitamin A masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu penanggulangan KVA saat ini masihbertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. Oleh karena itu, pemberian secara periodik dilakukan kepada: Ibu nifas (2 kapsul vitamin A warna merah yang diminum, 1 kapsul setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi setelah 24 jam).(Depkes RI, 2011).
5.             Manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas
a.         Meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI)
b.        Bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi
c.         Kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan.
Ibu nifas harus minum 2  kapsul vitamin A  karna:
a)         Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah.
b)        kebutuhan  bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya tahan tubuh.
c)         Pemberian 1 kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
d)        Pemberian 2 kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah di harapkan dapat menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan.
Pemberian kapsul vitamin A 200.000IU sebanyak dua kali,pertama segera setelah melahirkan,kedua di berikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama(Departemen Kesehatan Ri 2009)
6.             Penatalaksanaan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas
a.         Bersamaan dengan pemberian imunisasi hepatitis B kepada bayi umur 0-7 hari pada kunjungan neonatal
b.        Apa bila kapsul vitamin A tidak di berikan pada KN 1, maka dapat di berikan pada kunjungan KN2 (8-28 hari) atau KN 3(minggu ke -6 setelah persalinan)
c.         Sweeping
Sweeping adalah suatu upaya untuk menjaring ibu nifas dalam meningkatkan pemberian kapsul vitamin A. Hal ini di lakukan bila masih terdapat ibu nifas yang belum mendapatkan kapsul vitamin A pada hari pemberian yang telah di tentukan dalam bentuk kunjungan rumah.Untuk menghindari duplikasi pemberian kapsul vitamin A oleh petugas kepada ibu nifas, setiap petugas yang akan memberikan kapsul harus memberitahukan dan menanyakan kepada ibu nifa tentang pemberian kapsul vitamin A. (Depkes RI.2009)
Ibu dapat memperoleh kapsul vitamin A di: Posyandu, Polindes Bidan Desa), Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Praktek Swasta(Bidan, Rumah Bersalin, Klinik Bersalin dll), kelompok KIA.Yang memberikan kapsul vitamin A kepada ibu nifas: dokter, tenaga gizi, bidan, perawat, vaksinator, dukun bersalin terlatih, kader.(Depkes RI, 2009)